Pujipujian jawa islam SHOLAWAT SI'IRAN PUJI PUJIAN BAHASA JAWA KOMPLIT Baiklah ini kumpulan lirik sholawat jawa Lirik Lagu Turi Putih sholawatan bisnisukm Turi Putih Turi. Seribu Bait Pujian Syair Wali Tanah Jawa Berisi Syair-syair Arab bermakna jawa . Puji-Pujian Rukun Iman-2, 2. rukun islam, 3. ati-ati urip ning alam dunyo, 4. Watch& download lagu pujian islam jawa mp3 download MP4 and MP3 now. You can download free mp3 or MP4 as a separate song, or as video a Iniada pujian islami yang menggunakan bahasa Jawa. Sangat bagus sebagai bahan renungan apalagi diucapkan. Ini Syairnya: Tambah suwe awake tambah tuo. Tambah suwe umure tambah sudo. Tanbah dunyo lali sing kuwoso. Tambah duso mlebu neroko. Nerakane wis disiapno. Suwaragane kebak golekono. Limang wektu ndang lakonono. Mene-mene ngenteni opo. 1 "Manungsa mung ngunduh wohing pakarti." (Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri) Sorry We are unable to load your video 2. "Sak apik-apike wong yen awehi pitulung kanthi cara dedemitan." (Sebaik-baiknya orang adalah yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi) 3. KumpulanSholawat Jawa Puji Pujian Bahasa Jawa. 1,924,955 views Jul 10, 2018 Kumpulan Sholawat Jawa Puji Pujian Bahasa Jawa. 6.3K Dislike Share Save. Epen Slot. 169K subscribers. Comments. 289 HabibHusein Ja'far menjawab pertanyaan nyeleneh terkait mengapa Alquran menggunakan bahasa Arab dan bukan bahasa Jawa atau Madura. SUARA.COM Pengkritik Banjir Pujian: Keren Cara Kritiknya! banten | 13:08 WIB. Umat Islam yang beribadah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. August, 04 2022 WakilPresiden RI KH Ma'ruf Amin memuji buku-buku yang dihadirkan Majelis Hukama Muslimin (MHM) dalam kegiatan Islamic Book Fair (IBF) 2022 di Jakarta PujiPujian Setelah Adzan Bahasa Jawa judulnya Rukun Islamlirik sholawatاَللّهُـمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ..، سَيِّدِنَاوَمَوْلَنَا Itulahhasil pencarian tentang Pujian Islam Bahasa Jawa Terbaru jika anda ingin mencari lagu, mp3, video klip lain silahkan cari di kolom pencarian diatas. [Download Lagu Terbaru Puji pujian Jawa Rukun Islam, Bait Syair Wali, puji-pujian sambil menunggu waktu shalat, Mp3 Pujian Islam Bahasa Jawa Lirik Lagu & Videoklip] Terimakasih Home» Syair Islami » Puji-Pujian Bahasa Jawa Terkenal Di Cirebon. Syair Islami. Puji-Pujian Bahasa Jawa Terkenal Di Cirebon KODE IKLAN 336x280 Sumbiri sumbarina.. Aja turu waktu subuh. ana geni marong-marong. Murubekuh menter-menter.. Wong ning dunia sugi dosa. Dosane wong ora ibadah.. Home» Syair Islami » Puji-Pujian Bahasa Jawa Terkenal Di Cirebon. Puji-Pujian Bahasa Jawa Terkenal Di Cirebon Jumat, 08 Desember 2017 Syair Islami Edit. Sumbiri sumbarina.. Aja turu waktu subuh. ana geni marong-marong. Murubekuh menter-menter.. Wong ning dunia sugi dosa. Dosane wong ora ibadah.. DoaVersi Bahasa Jawa Kata Kata Cinta . Buku Doa Harian Katolik Lengkap Edisi Bahasa Jawa Pn 596 Shopee Indonesia . Contoh Soal Dan Materi Pelajaran 5 Doa Makan Katolik Bahasa Jawa . Jual Terbaru Buku Doa Harian Katolik Edisi Bahasa Jawa Sembahyang Jakarta Barat Toko Jelita22 Tokopedia . Buku Doa Harian Katolik Lengkap Edisi Bahasa Jawa Pn 596 MusikIslami Bahasa Jawa. Harlah Ke-91 NU Tampilkan Pameran Keris dan Manuskrip KunoIslam NU (Blog)-29 Jan 2017Kebudayaan Islam Nusantara menjadi tema besar perhelatan Hari Lahir tidak tercatat) dalam bahasa Arab Pegon Bahasa Jawa, Serat Mas serta pertunjukkan musik oleh Wali Band, Noe Letto, Hadad Alwi, dan lain-lain. 1 Saya berdoa untuk kesuksesan dan kemakmuran Anda pada kesempatan yang baik di Tahun Baru Islam. Semoga semua impian Anda menjadi kenyataan. 2. Semoga tahun baru ini membawa banyak kedamaian, TradisiIslam Pujian Jawa: Ragam, Tranformasi dan Esensi. Minggu, 27 Oktober 2019. Pujian dalam bahasa Jawa adalah sebagaimana ia dalam bahasa Indonesia, berarti pernyataan atau ungkapan yang berisi sanjungan. Adapun selawatan merupakan kata serapan dari bahasa Arab sholawat. ihwibu. Kapanlagi Plus - Pujian sebelum sholat biasa dilantunkan di masjid atau musala setelah adzan, sebelum menjalankan sholat fardhu. Pujian sebelum sholat dilantunkan oleh para jamaah sambil menunggu jamaah lain yang belum datang. Di Indonesia, pujian tersebut bisa dilantunkan dalam bahasa Arab maupun bahasa kata-katanya terdengar ritmis dan puitis, pujian sebelum sholat menjadi kebiasaan masyarakat dan mudah menyebar ke masjid atau musala lain. Sebelum melantunkannya, para jamaah biasanya juga melafalkan shalawat nabi yang memiliki banyak keutamaan. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dalam Assamarqandi, 1980 619 Nabi SAW bersabda yang artinya"Bacalah shalawat untukku, sebab bacaan shalawat itu membersihkan kekotoranmu dosa-dosamu dan mintalah kepada Allah untukku wasilah. Apakah wasilah itu ya Rasulullah? Jawabnya Satu derajat yang tertinggi dalam surga yang tidak akan dicapai kecuali oleh seorang, dan saya berharap semoga sayalah orangnya".Nah, untuk mengetahui penjelasan pujian sebelum sholat lebih lanjut juga berbagai contohnya, silakan simak informasi yang dilansir dari berbagai sumber berikut ini. 1. Penjelasan Mengenai Pujian Sebelum Sholat Ilustrasi Credit Freepik Setelah adzan dari masjid atau musala di sekitar rumah kalian, mungkin ada lantunan pujian sebelum sholat yang kalian dengar. Pujian itu diantaranya kalimat Toyyibah, lantunan sholawat dan berbagai nasihat serta doa yang dilagukan memang untuk menunggu datangnya waktu setelah adzan merupakan amalan yang baik dan mempunyai banyak manfaat dakwah dan bisa menarik minat masyarakat khususnya anak-anak untuk berbondong-bondong menuju masjid, musala dan bersama-sama melantunkan lagu yang berisi meresapi maknanya akan membuat jiwa menjadi tenang, menyadari diri, memahami perasaan, mengendalikan amarah, dan mampu menguasai gejolak emosi. Selain itu kalian bisa menjalin hubungan manis dengan jamaah lain. Dengan begitu, kalian bisa memiliki kesehatan mental dan kecerdasan spiritual yang sebelum sholat awalnya disebarkan di kalangan pesantren. Ada juga yang mengatakan pujian sebelum sholat ini diperkenalkan oleh para walisongo, yakni penyebar agama Islam di Pulau yang masyarakat tahu lewat sejarah bahwa cara yang digunakan para Walisongo dalam menyebarkan agama Islam yaitu, pendekatan persuasif yang bersifat kemasyarakatan sesuai dengan adat, budaya, dan seni satu contohnya yaitu, Sunan Giri yang menciptakan Asmaradana dan Pucung. Sunan Giri jugalah yang menciptakan tembang-tembang dolanan anak-anak yang di dalamnya diberi unsur keislaman, misalnya Jamuran, Cublak-cublak Suweng, Jithungan dan Delikan Rahimsyah, tanpa tahun 54.Selain Sunan Giri, ada lagi Sunan Bonang yang menciptakan karya sastra yang disebut Suluk. Suluk berasal dari bahasa Arab "Salakattariiqa" yang artinya menempuh jalan tasawuf atau tarikat. Ilmu Suluk ini ajarannya biasanya disampaikan dengan sekar atau tembang disebut Suluk, sedangkan bila diungkapkan secara biasa dalam bentuk prosa disebut satu Suluk Wragul dari Sunan Bonang yang terkenal adalah Dhandanggula. Sebagian masyarakat yang mengenal tarikat mengatakan bahwa teks puji-pujian diciptakan oleh para pemimpin tarikat dan Syekh Abdul Qadir Jailani. 2. Pujian Sebelum Sholat Ilustrasi Credit Freepik Pujian sebelum sholat yang biasa dilantunkan berasal dari syair yang ditulis oleh tokoh islam atau ulama yang dijadikan panutan, salah satunya Gus Dur. Berikut ini terdapat syi'ir dari Gus Dur yang bisa kalian lantunkan sebagai pujian sebelum Robbal baroyaahAstaghfirulloh Minal KhothoyahRobbi zithni 'ilmannafii'aaWawaffiqni 'Amalaan sholikhaYa roshulalloh salam mun'alaikaYa rofi'asyaaniwaddaarojii'Athfataiyajii rotal'alaamiYa UuhailaljudiwalkaromiYa UuhailaljudiwalkaromiNgawiti ingsun nglara syi'iranKelawan muji pareng pengeranKang paring rohmat lan kenikmatanRino wengine tanpo pitunganRino wengine tanpo pitunganDuh bolo konco prio wanitoOjo mung ngaji syare'at blokoGur pinter dongeng nulis lan mocoTembe mburine bakal sangsoroTembe mburine bakal sangsoroAkeh kang apal Qur'an Hadis eSeneng Ngafirkeh marang liyaneKafir e dewe Ga' di gatekkeYen isih kotor ati akaleYen isih kotor ati akaleGampang kabujuk Nafsu angkoroIng pepaese Gebyare ndunyoIri lan meri sugi e tonggoMulo atine peteng lan NistoMulo atine peteng lan NistoAyo sedulur Jo nglale akeWajib e ngaji sak pranataneNggo ngandelake iman Tauhid eBaguse sangu mulyo matineBaguse sangu mulyo matineKang aran sholeh bagus atineKerono mapan sari ilmuneLaku torekot lan ma'rifateUgo hakekot manjing rasaneUgo hakekot manjing rasaneAlqur'an kodhim wahyu minulyoTanpo tinulis iso diwocoIku wejangan guru waskitoDen tancep ake ing njero dodoDen tancep ake ing njero dodoKumantel ati lan pikiranMrasuk ing badan kabeh njeroanMukjizat rosul dadi pedomanMinongko dalan manjing e imanMinongko dalan manjing e imanKelawan Alloh Kang maha SuciKuduh rangkulan rino lan wengiDi tirakati di riadhoiDzikir lan suluk jo nganti laliDzikir lan suluk jo nganti laliUrip e ayem rumongso amanDununge roso tondo yen imanSabar nerimo snajan paspasanKabeh tinakdir saking pengeranKabeh tinakdir saking pengeranKelawan konco dulur lan tonggoKang podo rukun ojo daksioIku sunnah e rosul kang mulyoNabi muhammad panutan kitoNabi muhammad panutan kitoAyo nglakoni sekabeaneAlloh kang bakal ngangkat drajateSenajan ashor toto dhohireAnanging mulyo makom drajat eAnanging mulyo makom drajat eLamun palastro ing pungkasaneOra kesasar roh lan sukmaneDen gadang Alloh syuargo manggoneUtuh mayite ugo ulesUtuh mayite ugo ulesYa roshulalloh salam mun'alaikaYa rofi'asyaaniwaddaarojii'Athfataiyajii rotal'alaamiYa UuhailaljudiwalkaromiYa Uuhailaljudiwalkaromi 3. Doa Bagi Kedua Orangtua, Juga Nasihat Bagi Kita Semua Ilustrasi Credit Freepik Selain untuk menyampaikan puja puji kepada Sang Pencipta dan Rasulullah SAW, pujian sebelum sholat juga bisa menjadi doa bagi kedua orangtua sekaligus nasihat bagi diri sendiri. Langsung saja simak contoh pujian berikut ini."Allahummaghfir lii dzunubiWa li Walidayya WarhamhumaKamaa Robbayaani Shoghira"Sopo Kang Pengen Uripe BerkahSopo Kang Pengen Mati Husnul KhatimahAyoo... Tumandang Sholat Berjama'ahSyair tersebut memiliki dua maksud dan dalam dua bahasa. Pertama, mengandung doa bagi kedua orangtua kita. Agar Allah SWT berkenan untuk memberikan ampunan kepada kita semua dan kepada orangtua kita, serta agar Allah SWT mengasihi mereka seperti halnya mereka mengasihi kita di kala orangtua merupakan salah satu cara kita untuk berbakti kepada orangtua yang merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Quran [Al Isra/17' 23] juga menjelaskan agar kita berbuat baik kepada ibu dan bapak kita."Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu."Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan pentingnya berbakti kepada orangtua dalam hadisnya [HR Bukhari no. bahkan Nabi mengutamakan bakti kepada mereka atas jihad fi sabilillah. Ibnu Mas'ud berkataAku pernah bertanya kepada Rasulullah,"Amalan apakah yang paling dicintai Allah?" Beliau menjawab,"Mendirikan sholat pada waktunya." Aku bertanya kembali, "Kemudian apa?" Jawab Beliau,"Berbakti kepada orangtua," lanjut Beliau. Aku bertanya lagi, "Kemudian?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah."Dalam bait syair yang kedua dilantunkan dalam bahasa Indonesia, juga mengandung makna yang amat dalam. Sebuah ajakan bagi siapa saja yang menginginkan hidupnya berkah, serta meninggal dalam keadaan husnul khatimah maka seyogyanya menjalankan sholat berjamaah. Nabi Muhammad SAW bersabda diterangkan dalam kitab bulughul maramDari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda "Sholat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian." Muttafaq 4. Syair Memohon Ampunan dan Bertaubat Ilustrasi Credit Freepik Pujian sebelum sholat yang dilantunkan oleh para jamaah juga bisa menjadi jembatan untuk memohon ampuan dan bertaubat atas dosa-dosa yang dilakukan. Jika diresapi, kalian bisa mendapatkan pelajaran hidup melalui syairnya. Berikut ini contoh pujian sebelum sholat untuk memohon ampuan yang bisa kalian simak."Astaghfirullahal'adzimAlladzii Laailaha Illa huwalhayyul QoyyumuWa Atubu Ilaihi Taubatan 'Abdin DzolimiLaa Yamliku Linafsihi Dhoro Wa La Naf'aWa La Mauta wa La Hayaata wa La Nushura"Pujian sebelum sholat di atas mengandung syair pengakuan seorang hamba yang penuh dosa dengan memohon kepada Allah SWT"Yaa Allah, sungguh tidak ada Tuhan selain engkau. Dan saya bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada-Mu dengan sebenar-benar taubat, taubat seorang hamba yang penuh dengan kedzaliman, hamba yang bahkan tidak memiliki dirinya sendiri, yang tidak mampu membuat mudharat atau manfaat untuk hidup, mati, bahkan hingga bangkit kembali".Ini merupakan salah satu doa yang biasa dibaca ketika setelah melakukan sholat Taubat. Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat At- Tahrim ayat 8"Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan 'Taubat Nasuha' taubat yang sebenarnya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu dan memasukkan kamu ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, pada hari Allah tidak akan menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengannya; cahaya iman dan amal soleh mereka, bergerak cepat di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka semasa mereka berjalan; mereka berkata ketika orang-orang munafik meraba-raba dalam gelap-gulita "Wahai Tuhan kami! Sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, dan limpahkanlah keampunan kepada kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu"Itulah penjelasan dan beberapa contoh pujian sebelum sholat yang bisa kalian lantunkan di sela waktu adzan dan lihat juga 5 Cara Membuat Cilung Jajanan Pinggir Jalan yang Enak Ala Rumahan 10 Resep Pepes Ikan Enak dan Sederhana, Pakai Bumbu Rempah yang Nendang Banget 7 Resep Bolen Pisang Enak dan Lembut, Mudah Dibuat - Teman Ngeteh yang Nikmat Bacaan Doa dan Dzikir Malam Lailatul Qadar, Amalkan di Sepuluh Malam Terakhir Ramadan 50 Kata-Kata Jodoh dan Takdir Penuh Makna, Inspirasi untuk Lebih Sabar dalam Hidup Ilustrasi langgar di masa lampau Elengo poro konco/ kuwajiban kito/ anetepi dawuhing agomo// iki sasi poso/ sasi kang utomo/ kewajiban kito kudu poso// sak sasi lawase/ ra mangan ra ngombe/ esok tekan sore/ sak rampunge// yen wes rampung poso/ sembahyang riyoyo/ podo suko suko/ kito samio// lan halal bi halal/ marang wong tuane/ tumeko marang konco-koncone ….. Syair pendek macam ini akrab terdengar di telinga kami dari speaker musala langgar. Tapi kami tidak menamainya syair, melainkan pujian. Ya, karena berisi puji-pujian, kepada Allah Tuhan Maha Esa, dan juga pujian untuk utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Pujian juga berisi nasehat bijak bagi masyarakat. Pujian ini biasa menemani jamaah salat pada waktu usai adzan hingga menjelang iqomah. Terkadang berisi syair bahasa Jawa, tapi seringkali berbahasa Arab. Siapa pencipta syair “iki sasi poso” di atas? Tak ada yang tahu pasti. Pujian itu seperti hadir begitu saja turun temurun, dihafal di luar kepala oleh warga kampung kami. Tentang judul saja, tak ada yang mengetahuinya. Seakan semua pujian/syair tak membutuhkan judul. Kami bebas meresapi kalimat-kalimatnya, nadanya yang “sederhana”. Apalagi jika yang melantunkan adalah seorang kakek dengan suara khas mendayu-dayu dan menggetarkan hati. Pujian “iki sasi poso” di atas kalau diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia, beginilah artinya ingatlah wahai teman/ kewajiban kita/ menjalankan kewajiban agama// ini bulan puasa/ bulan yang utama/ kewajiban kita untuk berpuasa// sebulan lamanya/ tidak makan tidak minum/ pagi sampai sore/ hingga selesai// kalau sudah selesai puasa/ salat hari raya/ bersuka ria/ semuanya// dan halal bi halal/ kepada orangtua/ juga dengan teman-teman. Betapa dalam maknanya bukan? Pada malam-malam terakhir bulan Ramadan, pujian ini lebih kerap terdengar di kampung kami. Pujian ini bersahut-sahutan menjelang salat Isya’ dan Tarawih. Di luar langgar, anak-anak bersarung dan berkopyah berlarian membawa kembang api. Ada juga yang nakal membunyikan petasan. Sedang orang-orang dewasa antre mengambil air wudlu di padasan musala. Pujian sebelum salat jamaah di masjid ataupun musala, adalah tradisi yang kini mulai berkurang di tengah perubahan cara beragama Islam di masyarakat. Ada yang menganggapnya bidah, dan bahkan ada yang menilainya haram. Bersyair menjelang salat jamaah pun mulai ikut hanyut bersama derap modernitas. Padahal, puji-pujian sebenarnya bukan hanya sebuah aktivitas menunggu salat saja, melainkan bermakna keakraban masyarakat, pendidikan, serta pencerahan akan nilai-nilai Islam. Masjid dan musala di kota besar, kini sudah jarang melantunkan syair-syair bahasa Arab/Jawa ini. Islam dan Jawa sebenarnya sangat erat hubungannya dalam kesejarahannya. Prof. Bambang Pranowo, dalam ulasan di bukunya berjudul Memahami Islam Jawa memberikan sebuah contoh terkait hubungan Islam-Jawa. Di sebuah pesantren di Magelang, pada tahun 1978 hendak menggelar khataman. Acara ini sekaligus perpisahan santri yang hendak kemabli ke kampungnya dan menjadi tokoh agama. Dalam acara tersebut, pesantren itu mengundang grup seni jatilan jaranan. Seni jawa ini, di masa lalu sangat identik dengan seni kaum abangan. Bahkan sering menghiasi acara-acara yang digelar PKI. Tapi khataman itu pun tetap berlangsung diiringi pentas seni Jatilan. 2009 186. Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa hubungan tradisi Islam-Jawa tak terhindarkan. Masuknya agama Islam di tanah Jawa, telah banyak mengubah tradisi Jawa yang diberi polesan Islam. Sebut saja slametan, nyandran, kupatan, dan tradisi Jawa lain yang kini diberi polesan ajaran Islam. Dan pujian menjelang salat jamaah adalah salah satu bentuk tradisi itu. Ambil saja contoh lagi pujian yang berisi doa menurut agama Islam robbana aatina fiddunya hasanah/wafil akhiroti hasanah/ wafil akhiroti hasanah/ hasanah// waqina adza bannaar. Pujian ini diawali bait berbahasa Arab, namun dalam bait selanjutnya menggunakan bahasa Jawa yang tak lain arti dari doa bahasa Arab tersebut. Yakni duh gusti kulo nyuwun keslametan/ slamet dunyo akherat// duh gusti kang welas kang asih/ nyuwun slamet donya akherat. Dalam tradisi Islam di Jawa, doa tersebut akrab disebut doa sapu-jagat. Doa yang bermakna permohonan kepada Tuhan agar diberi keselamatan dunia dan akhirat itu selalu menghiasi doa yang dipanjatkan umat Islam dalam berbagai kesempatan. Doa itu dilantunkan berbahasa Jawa, lantaran masyarakat bawah di Jawa lebih mudah menangkap maknanya daripada harus memahami doa dalam bahasa Arab. Ada sebuah cerita menarik yang saya peroleh dari para orang tua, bahwa ketika geger PKI tahun 1965, pujian-pujian semacam ini sangat memasyarakat. Orang-orang berlomba-lomba menghafal pujian. Pujian-pujian itu ditulis dalam bentuk kertas oleh para santri yang datang dari berbagai pesantren, lalu disebarkan ke masyarakat. Orang yang takut dicap PKI akan menghafal pujian itu sebisa mungkin. Kini zaman sudah berubah. Sebagian masyarakat menganggap pujian adalah bid’ah, dan sebagian lain menilai hal itu kurang bermanfaat. Maka digantilah pujian tarhim dengan aneka bentuk itu dengan menyetel kaset orang mengaji. Anak-anak muda dan anak-anak kecil pun sudah jarang yang hafal pujian seperti yang saya kutip diatas. Lalu, akankah pujian-pujian yang sering terdengar dari pengeras suara di musala/masjid menjelang salat lima waktu akan hilang? Mari kita buka telinga lebar-lebar, menunggu apa yang terdengar dari musala kita. Oleh Hari Susanto Dakwah menurut bahasa etimologi berasal dari kata bahasa Arab, yaitu da’a – yad’u – da’watan yang memiliki arti sebagai ajakan atau seruan kepada agama Islam. Sedangkan secara istilah terminologi menurut beberapa pakar ilmu yang mendefinisikan dakwah adalah sebagai berikut Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa dakwah adalah seruan untuk beriman kepada-Nya dan pada ajaran yang dibawa para utusan-Nya, membenarkan berita yang mereka sampaikan serta mentaati segala perintah-Nya. Tata Sukayat, “Quantum Dakwah” [Jakarta Rineka Cipta, 2009] Prof. Dr. H. Aboebakar Atjeh dalam bukunya yang berjudul “Beberapa Catatan Mengenai Dakwah Islam” mengatakan “Dakwah adalah seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasehat yang baik.” Aboebakar Atjeh, 19716 “Abu Bakar Zakary berpendapat bahwa dakwah adalah usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang agama Islam untuk memberi pengajaran kepada khalayak hal-hal yang dapat menyadarkan mereka tentang urusan agama dan urusan dunianya sesuai dengan kemampuannya.” Muhammad Qadaruddin Abdullah, “Pengantar Ilmu Dakwah”, [Penerbit Qiara Media, Cetakan Pertama, 2019] Dalam beberapa pandangan oleh para pakar ilmu di atas dapat disimpulkan bahwasanya yang dimaksud dengan dakwah adalah suatu pesan ajakan atau seruan dari seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan ilmu agama kepada orang lain agar senantiasa berada dalam jalan yang Allah ridhai dengan nasehat yang baik dan bijaksana. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ Artinya “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Allah Swt. yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” QS. An-Nahl [16] ayat 125 Sedangkan kata “Pujian” yang dimaksud dalam tulisan ini yaitu memiliki makna bait-bait syair yang bertujuan untuk memuji kalimat puji-pujian kepada Allah dan Rasul-Nya atau pun pesan berupa ajakan untuk selalu berada di jalan Allah Swt. dan dilantunkan secara berirama yang menyerupai sebuah lagu. Pujian ini biasanya dilantunkan oleh seseorang di kebanyakan masjid atau musholla dalam waktu setelah azan dan sebelum iqamah dikumandangkan jeda waktu di antara azan dan iqamah. Bagi masyarakat Muslim tradisional Jawa khususnya di kalangan Nahdliyyin warga Nahdlatul Ulama, pujian merupakan suatu hal yang tidak boleh tidak’ artinya wajib harus dilakukan oleh seseorang ketika sesaat setelah azan shalat fardhu dikumandangkan sambil menunggu para jamaah lain berdatangan untuk melaksanakan shalat berjamaah baik di masjid maupun di mushola. Karenanya hal demikian sudah menjadi sebuah tradisi yang ditanamkan oleh para ulama khususnya kiyai-kiyai kampung agar tetap melestarikan sebuah metode dakwah yang bijaksana warisan dari Wali Songo. Seperti pada bait-bait syair pujian berbahasa Jawa Dermayon / versi Indramayu berikut ini Bait [1] “Nyai Masyitoh pahlawan putri,” // Siti Masyitoh tukang sisir putri Fir’aun yang mati syahid demi mempertahankan keiimanannya kepada Allah pahlawan putri “Membela agama berani mati,” // Membela agama berani mati “Jembar kuburane tandane mambu wangi,” // Lapang kuburannya menandakan harum semerbak “Seneng lan bungae dikasihi Kanjeng Nabi ...” // Bahagia dan amat gembira ketika ia Siti Masyitoh disayangi oleh Rasulullah Saw. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda bahwa ketika ia Saw. menjalani Isra melewati suatu tempat yang baunya sangat harum. Maka Rasulullah Saw. bertanya, “Bau harum apakah ini?” Jibril menjawab, “Masyitoh binti Fir’aun dan anak-anaknya.” Bait [2] “Malam Jum’atan wong mati nyanding lawang,” // Pada malam Jum’at ruh-ruh berdiri di depan pintu rumahnya masing-masing “Njaluk dikirimi pendongane maca Qur’an,” // Minta didoakan dengan bacaan ayat suci Al-Qur’an “Ora bisa maca ngemek dada brebes milih,” // Ketika ahli waris keluarganya tidak ada yang bisa membaca Al-Qur’an atau tidak ada yang mendo’akannya, ia ahli ruh akan menangis tersedu-sedu “Balik ning kuburan tetangise awan bengi ...” // Pulang ke kuburan sambil terus menangis dalam siang atau pun malam hari Bait [3] “Wong ning dunya pada Islama,” // Orang-orang di dunia haruslah memeluk Islam “Rukune Islam yaiku lima” // Rukunnya Islam yaitu ada lima “Syahadat loro, rukun kang siji,” // Dua kalimat syahadat adalah rukun yang pertama “Bisa-a sira kelawan ngaji,” // Alangkah baiknya jika engkau ikut mengaji “Ngajia sira marek ning kiai,” // Mengajilah engkau mendekat kepada kiyai “Kanggo sangu sira besuk yen mati ...” // Untuk bekal engkau kelak setelah mati “Lan kepindone njenengaken sholat,” // Dan rukun Islam yang kedua adalah menegakkan shalat “Lan kepingtelune ngawe-aken zakat,” // Dan rukun Islam yang ketiga adalah menginfakkan zakat “Puasa-a sira ning wulan romadhon,” // Berpuasalah engkau di bulan suci ramadhan “Lunga haji sira lamon kuasa ...” // Naik hajilah engkau jikalau mampu Bait [4] “Sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali” // Sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali “Hasan, Husein, Siti Fatimah binti Rosuli,” // Hasan, Husein, Siti Fatimah binti Rasulullah “Kita bersumpah membela agama,” // Kita bersumpah membela agama Islam “Alim ulama seluruh dunia,” // Alim ulama di seluruh dunia “Wong duwe kuping aja budek aja tuli,” // Orang yang memiliki telinga untuk mendengar janganlah tuli atau pura-pura tidak mendengar “Ana wong azan jage marek buru kari ....” // Saat ada orang yang mengumandangkan azan bersegeralah untuk mendekat ke masjid jangan sampai ketinggalan shalat berjamaah Pada bait-bait syair “pujian” yang berbahasa Jawa di atas betapa mengandung makna yang amat sangat mendalam, dalam setiap baris pada masing-masing bait-bait syair “pujian” tersebut adalah sebuah pesan dakwah yang ditujukan kepada umat manusia agar senantiasa berada pada jalan kebenaran Islam. Dalam bait pertama [1] pada syair tersebut mengisahkan tentang perempuan muslimah yang syahid terbunuh oleh raja Fir’aun demi membela dan mempertahankan keimanannya atau pun rasa kecintaannya kepada Allah Swt. mahabbah sampai-sampai Rasulullah Saw. mencium harum semerbak dari kuburannya ketika beliau sedang melakukan Isra Mi’raj bersama Malaikat Jibril. Sehingga dalam bait [1] tersebut Siti Masyitoh dijuluki sebagai “Pahlawan Putri”. Dalam bait syair kedua [2] seolah memberi pesan kepada umat tentang pentingnya sebuah doa. Bahwasanya tiap-tiap ruh pada setiap malam Jum’at akan berdatangan menghampiri ahli keluarganya masing-masing untuk kiranya meminta doa dari mereka yang masih hidup di alam dunia. Ada hadits juga; “sesungguhnya arwahnya orang mukmin datang di setiap malam jum’at ke langit dunia dan berdiri di dekat rumah mereka dan memanggil-manggil penghuni rumah dengan suara yang sedih sampai 1000 kali.” I’anah At Thalibiin Pada bait ketiga [3] dalam syair pujian ini memberikan sebuah pesan bahwa umat manusia haruslah memeluk syariat Islam serta mengamalkan apa yang ada dalam rukun Islam yang lima dengan sungguh-sungguh dan didasari dengan pengetahuan agamanya oleh guru-guru agama kiyai. Sedangkan pada bait keempat [4] dalam syair pujian Jawa Dermayon versi Indramayu seperti di atas, yang pernah dijelaskan oleh guru ngaji penulis sewaktu beliau masih hidup, beliau Kiyai Sudirja yang notabene kiyai NU tulen menjelaskan ketika sedang ngewuruk mengajar ngaji di musholla Al-Hidayah di Desa Lamaran Tarung, Cantigi, Kab. Indramayu, “bahwasanya kita sebagai Muslim sejati harus tetap teguh dalam mengemban prinsip dakwah. Kita sebagai umat Rasulullah Saw. Harus meneladani perjuangan para sahabat beliau Saw. seperti sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan putri Rasulullah Saw. Siti Fatimah beserta dua cucu kesayangan Rasulullah Saw. yakni Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein dalam kegigihannya membela panji-panji Islam.” Sedangkan pada dua baris terakhir dalam syair pujian tersebut seperti “Wong duwe kuping aja budek aja tuli, Ana wong azan jage marek buru kari ....” Memiliki pesan makna berupa suatu ajakan kepada tiap-tiap Muslim agar selalu menjaga shalat lima waktu dan istiqamah dalam menjalankannya dengan secara berjama’ah. Dengan demikian dakwah menjadi hal yang bukan lagi hanya disampaikan oleh para ulama atau tokoh agama tertentu. Dengan kemasan berupa syair pujian, dakwah menjelma sebuah seni yang memiliki nilai keindahan tersendiri bagi seorang da’i atau pun bagi orang-orang yang didakwahinya. Sehingga tujuan dari dakwah itu sendiri bisa tercapai dengan baik. Karenanya dakwah merupakan salah satu penentu tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Artinya “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. Ali-Imran [3] Ayat 104 Penulis merupakan Santri Alumni Ponpes Al Ihsan Cibiru Hilir Ilustrasi lagu syiir Jawa Gesang Istiqomah. - Berikut ini adalah teks syiir Bahasa Jawa yang populer di masyarakat pedesaan Jawa zaman dahulu. Ya Alloh Gusti kita nyuwun saget gesang istiqomah Ya Alloh Gusti kita nyuwun mbenjang pejah khusnul qotimah Ya Alloh Gusti kita nyuwun pinaringan ilmu manfaat Kangge ibadah lan tho'at nindaaken hukum syari'at Ya Alloh Gusti kita nyuwun pinaringan panjang umur Kangge ibadah lan syukur ndunya akhirat sageta makmur Ya Alloh Gusti kita nyuwun anak sholeh kang gelem ndunga Manut syari'ate agama tuntunane wali sanga Ya Alloh Gusti kita nyuwun rizki agung halal barokah Kangge jariyah shodaqoh kangge ziarah medinah mekkah Ya Alloh Gusti kita nyuwun dadi wong sugih kang gelem zakat Ngedalaken bandha kanti mufakat ugi mbantu masyarakat Ya Alloh Gusti kita nyuwun ridho iklash shobar manah Tentrem ayem tumakninah ngibadahe saget genah Ya Alloh Gusti kita nyuwun pinaringan bening ing fikir Kangge maca qur'an lan dzikir nafsu syetan sageta nyingkir Ya Alloh Gusti kita nyuwun saget khusyu' nalika sholat Awal wektu ampun telatndunya akhirat mundak kuwalat Ya Alloh Gusti kita nyuwun dadi anak kang ahli bekti Bapak ibu ingkang ngrumati andidik mimpin kanti setiti Ya Alloh Gusti kita nyuwun saget netepi wajibe pasa Syarat rukun saget ngreksa dadi sebabe lebure dosa Ya Alloh Gusti kita nyuwun badan sehat wal afiat Amal sholeh saget giyat lan ngedohi laku maksiyat Ya Alloh Gusti kita nyuwun enggal gampang haji lan umroh Sangi thowaf lan mbalang jumroh dateng roudhoh saget ziaroh Ya Alloh Gusti kita nyuwun ampun ngantos kekirangan Mugia cukup sandang pangan kangge sangu perjuangan Ya Alloh Gusti kita nyuwun slamet saking fitnah ancaman Lahir batin sageta aman ngantos mbenjang akhir zaman Ya Alloh Gusti kita nyuwun mugia para anak lan putu Ngamal sholeh tulung bantu saget guyub rukun bersatu Ya Alloh Gusti kita nyuwun "izzal islam wal muslimin Ya alloh waahlikil kafarota wadz dzoolimin Ya Alloh Gusti kita nyuwun Slamet mbenjang wonten ing kubur Gusti Alloh kang sifat Ghofur dosa kita kersaha nglebur Ya Alloh Gusti kita nyuwun slamet mbenjang diunten kiyamat Klebet umat nabi muhammad nampi syafaat rohmat lan nikmat Aamiin aamiin aamiin aamiin Ya Alloh Robbal 'aalamiin Aamiin aamiin aamiin aamiin wayaa mujiibassaailiin [

pujian islam bahasa jawa